SEORANG pengendara sepeda melaju di Jalan Kawi, tak jauh dari asrama pelajar STOVIA (Sekolah Pendidikan Dokter Hindia Belanda) —sekarang menjadi Museum Sumpah Pemuda Jalan Kramat No 106—di Batavia. Usia pengendara masih remaja belasan tahun. Dia memasang kain berwarna merah-putih di bagian depan sepeda. […]
“Demikianlah nasib ‘anak-anak nakal’ yang merasa dirinya terpanggil untuk setia kepada Sang Merah-Putih,” kenang Frits K.N. Harahap dalam “Bersifat Temporerkah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928?” termuat di 45 Tahun Sumpah Pemuda.