Kereta penumpang di Amrik itu dunia ke-3. Indonesia malah termasuk maju keretanya

Tapi berbeda 180 derajat dengan kereta penumpang, kereta logistik/barang di Amrik itu termasuk paling bagus sistemnya . Dari ujung ke ujung semua negara bagian dilewati. Logistik termurah ke-2 setelah via sungai (kalau di Amrik via Sungai Mississippi-Missouri

Kalau di Indonesia dari Sabang-Merauke-Rote-Talaud terhubung kereta dan kapal, bisa murah banget tuh logistiknya

Kalau di kota2 pulau Jawa yg ada stasiunnya, pengiriman paling murah dan cepat via kereta (kalog). Bisa kirim banyak, dan larangan barang yg bisa dikirim tidak sebanyak pengiriman via udara

Ini peta rel kereta logistik di Amrik

Semboyan di Amrik: manusia naik mobil dan pesawat, barang naik kereta

Dulu Jonan pernah berencana agar KAI 90 persen pendapatan dari logistik/barang. Berarti ada kereta dari ujung ke ujung, Tapi sampai skr yg nambah cuma Ujungpandang-Parepare relnya

Kalau di Tiongkok perlu dicek kembali untuk WC umumnya

Banda Aceh-Medan ada relnya yg aktif cuma sampai Lhokseumawe. Riau dan Jambi tetap tidak dilewati rel. Kalimantan?

yoyoimut: Lebih murah mengangkut barang memakai kereta api di AS, dan risikonya lebih kecil daripada kereta penumpang. Maximum profits.

Kapitalisme.

yoyoimut: Kalimantan tanahnya terlalu naik-turun, dan tidak padat utk rel.

Terlalu banyak sungai-sungai kecil jg di Kalimantan. Jadinya akan terlalu banyak jembatan.

Yg lebih murah dari kereta di amrik via kapal2 yg lalu lalang di sungai dan danau besar. Bisa saling melengkapi kereta dan perahu jadi logistiknya tidak ada missing link

Kalau mau bikin kereta penumpang biasa (bukan HSR) investasinya tidak banyak di Amrik seharusnya, karena rel sudah ada dari ujung ke ujung, tinggal bikin gerbong dan lokomotif saja

Tapi orang Amrik itu sudah car centric. Karena mobil paling sesuai dengan ideologi mereka "kebebasan". Ideologi yg sudah turun temurun sejak nenek moyang mereka (yg kulit putih) pindahan dari Eropa dan Amrik, Di sini perbedaan orang Eropa dan orang Amrik

Kereta di luar Jawa titik beratnya bukan di penumpang manusia tapi di angkutan barang (termasuk barang tambang). Semakin banyak yg pakai untuk angkutan barang, semakin turun ongkirnya, dan semakin cepat

Logistik kombinasi kereta+kapal (sungai dan laut)+jalan darat+pesawat. Dikombinasikan sesuai wilayah masing2, yg penting tidak ada missing link dan obstacle. Kalau di Indonesia obstacle yg paling jelas: pak ogah, pungli di jalan, biaya keamanan ormas2 gak jelas dll

Jalan tol itu juga seharusnya diutamakan untuk logistik. Tarif jalan tol untuk logistik harusnya paling murah (sukur2 gratis). Yg pakai kendaraan pribadi harusnya paling mahal. Sedan cuma muat 2 ekor tarifnya paling mahal harusnya