si mungil jelita menenteng boneka kesayangannya.

abangnya gagah membawa bola, menendang ke arah pantat ayahnya. ingin ku taklukkan dunia, katanya.

engkau hanya memandang mereka. berkerudung hijau muda, duduk bersahaja dibangku taman.

di tanganmu, jemarimu menggenggam buku. engkau asyik membaca.

sesekali bola mampir menyapa tubuhmu. engkau berkata lembut: ''hei, aku penonton yg baik, mengapa kalian ganggu aku?''

seketika pecahlah tawa anak-anakmu juga belahan jiwamu.

pagi telah menjemputmu ke sebuah puisi kebahagiaan tiada terperi.

dari jauh aku memandangmu. ya, andai saja sebuah kakimu tak di amputasi krn kecelakaan hebat itu

hatiku jatuh, mataku teguh. Ya Rabb, ampunilah aku yang iri melihat mereka bahagia

Ayaaaaaaammmmm.......