Andai kamu bisa sejenak hentikan langkahmu, istirahatkan acuhmu, dan perhatikan seksama asa-ku. Maka cinta akan jadi langitmu.
Bila pertanyaan menjelma saat tak kamu seperti tak berada. Kemudian resah menutupi logika. Salahkah cinta?
Kamu tenang saja, sesakit apapun itu, rasa ini tak akan mati dengan mudah. Sudah beberapa kali aku coba membunuhnya, tetap saja kau kucinta.
Kamu tak mungkin lagi kugapai, cinta ini harus kupaksa mati. Ada sakit di setiap langkah perjalanan pulangku, aku kalah.
Menghilang sudah mata yang kupuja, senyum yang kunantikan diwaktu tak terduga. Sayapku patah, aku terluka.
Kamu tau, indah terlukis kala memujamu, senang terjadi saat angan terbang mencari bayangmu. Terimakasih telah ciptakan warna baru dihidupku.
Akankah kamu pulang? Mengobati luka dalam labirin rindu, menyentuh kalbu yang terasa hampa tanpa hadirmu. Aku meragu.
Ada bulir air disudut mata, ekspresi sakit akan jawabmu. Ucapmu pulangkan rasa kedalam kelam, kau tampik cinta yang kutawarkan.
Aku rasakan perih mendera, menyelimuti penjuru sukma. Terpenjara aku dilembah duka, karna rasa yang kupuja, cinta.